Pengalaman Ziarah Waliyyullah


     Assalamu'alaikum wr wb

    perkenalkan nama saya Ali Baqir, dan ini adalah blog baru saya namanya "Aliyyun Baqirrun", disini saya akan menceritakan tentang pengalaman ziarah di makam "Sultan Maulana Hasanuddin Banten" dan makam"Mbah Priuk"

1. Sultan Maulana Hasanuddin Banten

    Maulana Hasanuddin merupakan pendiri sekaligus sultan pertama dari Kesultanan Banten. Ia mendirikan Kesultanan Banten pada tahun 1527 setelah merebut wilayah Banten Girang dari Pucuk Umun. Banten Girang kemudian menjadi wilayah pertama dari Kesultanan Banten. Banten yang awalnya hanya kadipaten telah berubah menjadi kesultanan yang berada di dalam pengaruh Kesultanan Demak.

Di bawah pemerintahannya, Kesultanan Banten mengalami perkembangan pesat di berbagai bidang. Kesultanan Banten adalah kerajaan maritim yang mengandalkan perdagangan untuk menopang perekonomian kerajaan. Untuk memudahkan hubungan dagang dengan pesisir Sumatera melalui Selat Sunda, pusat pemerintahannya kemudian dipindahkan dari pedalaman Banten Girang ke pesisir.

Di kawasan teluk Banten, Maulana Hasanuddin membangun tiga institusi penting sebagai motor perubahan kerajaannya. Tiga institusi tersebut adalah masjid (sebagai basis kegiatan sosial keagamaan), Keraton Surosowan (pusat pemerintahan), dan pelabuhan (sentra ekonomi).

Di tangan Sultan Maulana Hasanuddin, Banten dikenal sebagai bandar besar yang menjadi persinggahan utama dan penghubung antara pedagang dari Arab, Parsi, India dan Cina dengan negara-negara di Nusantara. Selain itu, Kesultanan Banten juga menguasai Lampung yang banyak menghasilkan rempah-rempah. Di era Sultan Maulana Hasanuddin pula, Banten dapat melepaskan diri dari Demak pada 1568 M. Sultan Maulana Hasanuddin wafat pada 1570 dan dimakamkan di Masjid Agung Banten. Ia juga dikenal sebagai Pangeran Surosowan karena telah mendirikan Keraton Surosowan.



2.Mbah Priuk

Habib Hasan Muhammad Al Hadad atau Mbah Priok merupakan tokoh yang dipercayai penyebar agama Islam di Jakarta, Indonesia. Makam keramat berusia 100 tahun ini terletak di Koja, berhampiran pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Makam itu menjadi tempat ziarah dan menjalankan berbagai kegiatan keagamaan.

Tanjung Priok merupakan pelabuhan utama di Indonesia. Nama pelabuhan ini sempena Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad Al Husaini Ass Syafi`i atau Mbah Priok. Setiap Khamis malam (malam Jumaat) diadakan pengajian ta'lim rutin. Habib Ali menyatakan usaha pembersihan makam telah dimulakan sejak 1997 oleh pihak pengelola Pelabuhan Petikemas Koja tetapi selalu gagal. Habib Ali sendiri turut ditahan selama 12 hari oleh pihak polis.

Pada 14 April 2010, operasi merobohkan bangunan-bangunan haram sekitar makam Habib Hasan mencetuskan ketegangan hingga 144 orang cedera. Ketua Polis Daerah Metro Jaya, Wahono menyatakan berlaku salah faham di kalangan orang awam yang menyangka makam itu hendak dirobohkan. Setakat ini, 10 orang anggota polis cedera, 69 pegawai penguatkuasa pihak berkuasa tempatan dan 53 lagi orang awam turut cedera.

Polis melaporkan tiada kematian tetapi orang ramai dimaklumkan ada dua kematian. Cucu Ahmad Kurnia menyatakan mereka yang cedera dihantar ke Hospital Koja.

Otang ramai telah membaling batu,mengacu pedang samurai dan bom petrol ke arah pegawai penguatkuasa. Mereka turut membakar beberapa kenderaan pegawai penguatkuasa. Operasi membersihkan bangunan dan rumah haram ditangguhkan ke tarikh lain.

Ramai yang percaya bahawa makam Mbah Priok merupakan paku bumi yang dijaga keberadaannya oleh malaikat dan Allah SWT. Mbah Priok dianggap sebagai wali di Jakarta. Bahkan pihak Belanda terdahulu mengarahkan makam keramat ini tidak dibanggu, dibingkar atau dipindahkan dari pinggir laut. Sesungguhnya makam ini menyimpan pelbagai cerita mistik.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Prediden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pernah menziarahi makam ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar